KEDAULATAN ALLAH & KEJAHATAN MANUSIA

KEDAULATAN ALLAH & KEJAHATAN MANUSIA

BERSALAHKAH ALLAH DENGAN MEMBIARKAN KEJAHATAN TERJADI?

by proJesusChrist on SarapanPagi.com Sep 19, 2012

BERSALAHKAH ALLAH?? JIKA..
1. Jika Dia Mahatahu bahwa manusia akan binasa tapi tetap menciptakan mereka?
2. Jika Dia Mahamampu menyelamatkan tapi tetap menghukum dalam kekekalan?
3. Jika Dia Mahasuci tapi tetap membiarkan/menetapkan dosa terjadi?

Bagi manusia, Allah tampak sangat bersalah kepada mereka. Tapi Bagi Allah, Dia tidak merasa bersalah terhadap manusia ataupun terhadap segala atributNya itu sendiri.
Jika Allah tidak bersalah dalam ketiga hal di atas, di mana letak kebenarannya, bagaimana kita bisa mengerti?

(Kol 1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia

Jawabannya: Karena segala hal yang diciptakan dan terjadi adalah diciptakan & terjadi di dalam Tuhan Yesus Kristus. Apa maksudnya?

Adam ‘dibiarkan’ berdosa, tapi tidak berhenti sampai di situ. Karena kejatuhan Adam, ujungnya adalah Kristus. Yaitu kasih & kebenaran Allah justru dinyatakan, & maut dikalahkan. Hanya di dalam Kristus, keberdosaan Adam menjadi suatu yang ‘dibenarkan’ untuk terjadi.

Firaun ‘dikeraskan’ hatinya, tapi tidak berhenti sampai di situ. Karena kekerasan hati Firaun, ujungnya adalah Kristus. Yaitu Kristus melakukan mujizat & menunjukkan diriNya sebagai Tangan Kanan Allah yang dulu membebaskan Israel dari Mesir. Hanya di dalam Kristus, pengerasan hati Firaun menjadi suatu yang ‘dibenarkan’ untuk terjadi.

Daud ‘dibiarkan’ berzinah & membunuh, tapi tidak berhenti sampai di situ. Karena kenistaan Daud, ujungnya adalah Kristus. Yaitu sebagai tanda lahirnya Anak Yang Terkutuk, lalu dari rahim yang sama lahir Anak Pengganti, Anak Kesukaan & Yang Diberkati untuk menjadi Raja Israel, yaitu Salomo sebagai gambaran Kristus. Hanya di dalam Kristus, kenistaan Daud menjadi suatu yang ‘dibenarkan’ untuk terjadi.

Yunus ‘dibiarkan’ melarikan diri dari Allah, tapi tidak berhenti sampai di situ. Karena keterpisahan Yunus, ujungnya adalah Kristus. Yaitu Kristus akan tinggal di dalam perut bumi seperti Yunus tinggal dalam perut ikan, dan kemudian bangkit keluar dan memberitakan penghakiman kepada seluruh bangsa. Hanya di dalam Kristus, keterpisahan Yunus menjadi suatu yang ‘dibenarkan’ untuk terjadi.

Keempat contoh hal di atas, semuanya dibenarkan terjadi, karena memiliki arti dalam kekekalan rencana Allah, yaitu di dalam Kristus Yesus. Maka sebenarnya Allah sudah mengampuni dan memaklumi banyak sekali dosa manusia dari sejak awal. Dia tidak menujukan mataNya untuk mencari2 kesalahan manusia, tapi untuk mencari manusia & kebenarannya, bahkan merancang berbagai kejadian bagi pertobatan dan keselamatan mereka.

Apakah artinya Allah mendukung atau sengaja merancangkan atau memanfaatkan dosa2 itu untuk membenarkan diri dan tindakanNya?  TIDAK!!! Semua dosa terjadi murni karena KEINGINAN DAN KESADARAN hati manusia sendiri.
Allah tidak sedikit pun setuju atas dosa2 manusia, tapi Allah setuju kepada penyelesaian dosa itu. Mata Allah tidak tertuju kepada dosa manusia, tapi pada kasih dan kebenaran Kristus yang akan menyelamatkan & menyelesaikan segala perkara itu sehingga membawa keadilan.

Allah tidak pernah berniat jahat atau curang, Allah tidak pernah bersekutu dengan iblis untuk menjatuhkan manusia. Tujuan/Rancangan Allah dalam segala sesuatu adalah ADA PADA UJUNGNYA, yaitu KRISTUS.
Kristus adalah Alfa & Omega, segala alasan & tujuan dari segala tindakan & ketetapan Allah yang harus terjadi di dalam semesta ini.

Hal ini paling jelas digambarkan dalam kitab Ayub. Juga ada kisah Mikha & Ahab, kisah pencobaan terhadap Yesus di padang gurun.

Mazmur 94:20 Masakan bersekutu dengan Engkau takhta kebusukan, yang merancangkan bencana berdasarkan ketetapan?
Mazmur 92:15 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Mazmur 51:4 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.

—-

Lalu mungkin kita bertanya, apakah tidak lebih baik jika Adam tidak jatuh dalam dosa saat itu, ada Firaun tidak perlu dikeraskan hatinya, atau Daud dicegah dari berzinah & membunuh? Kita tidak pernah tahu, karena tidak pernah membuktikannya, tapi kita bisa mempercayai Tuhan, bahwa Tuhan sudah memutuskan yang terbaik.

Allah tampak membiarkan dosa2 yang tampak di permukaan, tapi sebenarnya dosa2 itu sudah terlebih dulu tumbuh di dalam hati manusia. Jika Adam dicegah dari dosa yang satu itu, mungkin Adam bisa melakukan dosa yang lebih besar. Jika Firaun tidak dikeraskan hatinya, mungkin orang2 mesir terlebih dulu membunuhi & menyiksa orang2 Israel itu sebelum mereka berhasil keluar dari Mesir. Banyak kemungkinan yang belum dapat kita pikirkan, karena kita tidak mungkin sebijaksana Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu kedalaman hati manusia & rancangan mereka terhadap sesamanya.

JADI, SEMUA TINDAKAN/KETETAPAN ALLAH TIDAK DIBENARKAN DALAM DOSA2 & KEMALANGAN YANG TERJADI, TAPI NANTINYA, YAITU DIBENARKAN DI DALAM KRISTUS & KESELAMATANNYA, KEADILANNYA, KEBENARANNYA, KASIHNYA & PENYELAMATANNYA, SEBAGAI JAWABAN ALLAH TERHADAP SEMUA PEMBERONTAKAN SEMESTA OLEH IBLIS DAN MANUSIA.

Maka semua hal yang terjadi di dunia ini tidak mungkin memiliki arti atau dapat dimengerti di luar Kristus Yesus, atau di luar Kekristenan. Sekali lagi, hanya Tuhan Yesus Kristus jawaban untuk semuanya, dan hanya kekristenan jalan untuk mengenal & menemukan Yesus Kristus yang sebenarnya. Amin. terima kasih Tuhan, kemuliaan hanya bagi namaMu.

———–

ALLAH MERANCANG YANG BAIK, MANUSIA MENGINGINKAN YANG JAHAT

ALLAH TAK MUNGKIN MERANCANG YANG JAHAT, & MANUSIA TAK MUNGKIN MENGINGINKAN YANG BAIK

Allah merancang & menetapkan segala sesuatu, segala langkah manusia.
Tapi siapakah manusia itu? Mereka adalah manusia yang berdosa secara total, secara status, moral dan existensinya. Mereka manusia yang sudah tercemar keinginannya, yang terikat dengan perjanjian maut, yang deal/bergumul dengan pikiran/cara & keinginan/perasaan dunia. Mereka bukan lagi manusia Adam dahulu kala yang tahunya ‘hanya’ Tuhan dan bergaul/deal dengan Tuhan saja.

Dapatkah keluar suatu yang baik dari najis? Tentu tidak!! (kitab Ayub)
Dosa manusia sejujurnya adalah hampir dalam segala sesuatu, kalau tidak bisa dibilang semuanya. Jadi bagaimana Allah mengatur manusia2 berdosa ini tanpa ‘tidak membiarkan’ mereka berbuat dosa? Tidak mungkin!! Jika manusia memilih A, ia akan berdosa, begitu juga dengan C, D, E, dst. Itulah sebabnya, harapan manusia untuk tidak berdosa adalah sama sekali tidak ada! Hanya bergantung 100% kepada Tuhan Yesus.

Maka Dosa itu hanya berasal dari manusia, dan bukan dari Allah. Misal, andai, jika, Allah ‘dapat’ tidak mengatur semuanya, manusia akan selalu berdosa dengan sendirinya. Apa yang Allah adakan bukanlah ‘dosanya’, karena semua dosa itu telah ada dengan sendirinya, tinggal menunggu jenis-jenis pelaksanaannya. Yang Allah adakan adalah penyelesaian perkara atau tujuan Allah sendiri yang melibatkan manusia2 berdosa dan tindakan2 mereka yang berdosa.

Dosa itu sendiri adalah melawan Allah. Mana mungkin Allah berbuat sesuatu melawan diriNya sendiri? Karena dalam pandangan Allah semua yang ada di dunia ini berdosa, Allah ‘hanya’ bisa mengatur keberdosaan mereka supaya melaksanakan dan mencapai tujuan2Nya yang mulia. Mengatur itu dalam pengertian yang sangat luas, baik mengetahui, membiarkan, atau menetapkan untuk terjadi, tapi dengan maksud yang baik.

Dosa yang menjadi senjata melawan Allah, Allah balikkan untuk mendatangkan kebaikan, dan menjadi senjata yang melawan mereka sendiri.
Dosa, sesuatu senjata/kuasa iblis untuk menghina & menyakiti hati Tuhan, Tuhan pakai untuk mendatangkan kebaikan & mencapai kemenangan, dan mempermalukan si iblis.

Apakah anda pikir Allah sepikiran & sehasrat & sehati dengan iblis saat mencobai Ayub? Apakah Allah sepikiran dengan Daud yang ingin berzinah & membunuh? Apakah Allah menginginkan kejatuhan Yesus ke dalam dosa saat iblis mencobai Dia di padang gurun?
Semua jawabannya, Tentu Tidak!! Bahkan sekalipun Roh Allah sendiri yang menuntun AnakNya untuk dicobai, tapi tidak ada keinginan untuk ‘menjebak atau menjatuhkan’ Dia, seperti yang iblis lakukan.
Allah menetapkan dosa atau pun pencobaan terjadi, tanpa turut menikmatinya. Allah menetapkan dengan sambil berjaga2 & menopang mereka, untuk menyediakan pertolongan pada waktuNya.

Dunia ini adalah kain kotor, Allah bekerja di antara kain2 kotor. Allah tidak menyebabkan kekotoran sedikit pun atau menambahkanNya. Kain kotor itu hanya saling mengotori satu sama lain, tanpa Allah maupun dengan Allah. Selama di dunia ini, Allah masih berkenan memperhatikan & mengasihi, semua dosa masih dalam kedaulatan & pengawasan kasih Allah, masih ada harapan untuk mendatangkan kebaikan.

PREDESTINASI TIDAK MENYEBABKAN ALLAH MENJADI PEMBUAT KEJAHATAN, SEBALIKNYA, ALLAH MENJADI PENGENDALI DUNIA YANG BIJAK LUAR BIASA.

Dalam kemahatahuanNya, Dia tetap bisa menjadi Mahasuci dan tidak turut menjadi berdosa dalam segala keputusan dan tindakanNya.
Bayangkan, apakah anda bisa seperti Allah jika anda mahatahu?
Dalam kemahasucianNya, Allah tetap bisa menjadi Mahakuasa dan tidak menjadi Allah apatis tapi tetap mengendalikan manusia yang berdosa sehingga tidak liar atau berkuasa sendiri di luar diri Allah.
Dan dalam kemahakuasaanNya, Allah tetap bisa menjadi Mahabaik dan tidak dikendalikan kekuatanNya sendiri untuk menghancurkan manusia berdosa.
Dalam kemahabaikanNya, Allah tetap bisa menjadi Mahaadil dan tidak mengampuni atau membiarkan dosa begitu saja, melainkan menghakimi dan menyelesaikan segala perkara dengan adil.

Dan semua tindakan keMahaanNya itu hanya bisa terjadi di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam penebusan & penghakiman & pengadilanNya, Allah terbukti Mahatahu, Mahasuci, Mahakuasa, Mahabaik atau Mahakasih, dan Mahaadil.

Tampaknya akan terlalu mudah jika Allah hanya mahatahu tanpa maha mengatur, atau bahkan itu bisa dikatakan tidak mungkin atau bahkan bisa jadi Berdosa!! Sebab Allah Mahakuasa untuk mengatur, mengapa Dia harus tidak mengatur?? Justru Dia akan mengingkari kemahabaikanNya karena bersikap tidak peduli, cuci tangan atau melipat tangan saja dan membiarkan dunia tak terkendali di dalam dosanya. Tanpa Tuhan mengendalikan dosa yang sudah & akan terjadi, mungkinkah dunia dapat menjadi sebaik ini atau menjadi bermoral? Tanpa kendali Allah, seharusnya dunia sudah dilanda air bah Nuh berpuluh2 kali sampai sekarang.

Itulah sebabnya kita sangat membutuhkan Allah yang Maha dalam segalanya & Allah yang berpredestinasi, seperti yang kita miliki di dalam Tuhan Yesus Kristus. amin.

———–

APAKAH ALLAH HANYA MEMBIARKAN ATAU JUGA MENETAPKAN LANGKAH MANUSIA?

APAKAH ALLAH MENETAPKAN ISRAEL DALAM MEMBUAT PATUNG LEMBU EMAS??

Jangankan Tuhan Yang Mahatahu, Musa dan Harun pun tahu orang2 israel yang keluar dari mesir itu bangsa yang ‘rusak’.
Tuhan yang dapat ‘melihat’ hati manusia terlebih dulu, membuat sejarah ‘melihat’ apa yang ada di hati bangsa itu.
Tuhan ‘sengaja membiarkan’ Musa lebih lama di atas gunung sehingga Tuhan dapat ‘melihat’ atau membuktikan hati bangsa itu. Dengan sengaja, karena Tuhan ‘tahu’ apa yang akan terjadi. Supaya Dia dapat berkata kepada Musa: Kini ‘biarkanlah’ Aku!
Apakah Musa ‘membiarkan’ Tuhan? Tidak, Musa tidak membiarkan dan ‘hebatnya’ Allah menyesal dan tidak jadi memusnahkan mereka.  Perhatikan kisahnya berikut ini :

(1) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami ..”
(7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. (8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
(9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: “Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
(10) Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.”
(11) Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, ..
(12) Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.
(14) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
(22) Tetapi jawab Harun: “Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.

Perhatikan dalam kisah itu, tampak seperti ini :
1. Tuhan sengaja membiarkan bangsa itu berbuat sesuka hatinya.
2. Tuhan minta Musa membiarkan Tuhan berbuat sesuka hati Tuhan terhadap bangsa itu.
3. Musa tidak membiarkan Tuhan berbuat sesuka hati Tuhan.
4. Tuhan tidak membiarkan diriNya berbuat sesuka hatiNya sendiri karena perkataan Musa.

Apakah anda perhatikan hal yang aneh atau bahkan ‘lucu’ di sini??
Jika Allah tahu akan marah, mengapa Dia membiarkan dan memberi kesempatan orang israel membuat diriNya marah?
Bagi Allah, bukankah lebih baik atau lebih enak untuk tidak marah dan tidak diberontak?
Lebih mudah dan lebih enak mana bagi Allah, untuk membiarkan atau menetapkan?
Mengapa Tuhan tidak menetapkan Musa cepat2 turun sebelum israel sempat berbuat dosa?
Kalau demikian berarti Allah menetapkan diriNya untuk marah dan dilawan, bukan?
Kedua2nya adalah ketetapan. Apakah anda menangkap maksud saya?

Bahwa jika Allah Mahatahu segala kemungkinan yang dapat terjadi, segala sesuatunya telah ditetapkan untuk terjadi.
Jika Allah tidak menetapkan Musa untuk cepat2 turun, berarti Dia menetapkan atau memutuskan hal yang lain, yaitu agar israel jatuh dibiarkan jatuh dalam dosa.

Tetapi orang atheis bisa dengan sinis berkata bahwa Tuhan itu licik : oh ya jika dan hanya jika Tuhan memberi kesempatan mereka berdosa maka barulah mereka berdosa.
Tapi kebetulan hal itu memang terjadi, dengan arti yang berbeda.
Langkah tindakan yang diambil israel saat itu, langkah yang dibiarkan Tuhan untuk terjadi.
Tapi bukankah Allah bisa tidak membiarkan itu terjadi?
Siapa yang bisa mengubah keputusan atau ketetapan Tuhan?
Jika Tuhan MAU itu terjadi, maka terjadilah!!

Tentu semua orang tahu bahwa Allah tidak mungkin menginginkan patung itu, hanya Israel (manusia berdosa) dan iblislah yang menginginkan atau menyukai patung itu.
Namun ‘kehendak bebas’ itu sendiri dibagi menjadi ‘kehendak’ dan ‘bebas’.. ‘kehendaknya’ dari israel/manusia, ‘bebasnya’ dari Tuhan. Sebebas apa kehendak itu terjadi, Tuhan yang menetapkannya dari sejak semula.
Dengan demikian, sebenarnya bisa dibilang sisa ‘kehendaknya’ saja yang dari israel/manusia, tidak sungguh2 bebas, tidak ada yang bebas di luar atau dari ketetapan Tuhan. Sebab, hanya Allah yang dapat menetapkan itu untuk terjadi, atau menetapkan itu untuk tidak terjadi.

Israel hanya dapat melangkah ke arah itu, jika dan hanya jika sebelumnya Tuhan memutuskan atau menetapkan hal itu untuk terjadi. Tuhan menetapkan israel melangkah ke situ, Tuhan tidak punya maksud dan rencana lain sebelumnya untuk mencegah mereka, sekalipun Ia Mahatahu.
Jika Tuhan tidak menetapkan langkah israel itu, apa saja sih pekerjaan Tuhan dalam kemahatahuanNya? Apakah jika Ia Mahatahu, Ia hanya menunggu? tidak mungkin!

Bukankah karena Mahatahu, maka otomatis Tuhan memperhadapkan diriNya dengan 2 pilihan, menetapkan untuk terjadi dan menetapkan untuk tidak terjadi?
Jika Anda tidak setuju jika dikatakan Allah menetapkan langkah israel itu, karena hal itu anda anggap membuat Allah turut berdosa, maka artinya anda menuduh Allah bersalah dalam hal :
SECARA SENGAJA Dia tidak menetapkan israel untuk tidak melangkah ke arah itu, sekalipun Ia punya kuasa mencegahnya.

Tentu kita tidak menerima ini, kita TIDAK percaya bahwa Tuhan bisa berdosa atau bersalah.
Sehingga satu2nya jawabannya yang mungkin kini hanyalah:
WALAU BAGAIMANAPUN, TUHAN TELAH MENETAPKAN SEGALANYA, TETAPI TUHAN TIDAK PERNAH BERSALAH DALAM KETETAPANNYA.

Kelemahan yang tidak setuju akan predestinasi adalah :
Mereka menganggap manusia mempunyai pilihan, tapi tidak menghiraukan bahwa Tuhan yang seharusnya punya banyak pilihan. Mereka memperluas kemampuan manusia bisa memilih, tapi mempersempit kemampuan Allah untuk memilih dan memutuskan.
Mereka menempatkan kemampuan memilih Allah, ada di bawah kemampuan memilih manusia.
Mereka menganggap manusia bukan robot dan bebas memilih, sementara Allah hanya dapat ‘mengikuti’ pilihan2 manusia itu.

Kembali lagi ke kasus Musa.
Jika Tuhan sudah menetapkan agar diriNya membiarkan itu terjadi, maka tidak seorang pun dapat mengubah pendirian dan ketetapan Allah, karena tidak ada siapapun yang tahu apapun yang akan terjadi selain Allah sendiri, maka tidak ada yang dapat memberi saran kepada Allah.
Hanya Allah yang Mahatahu & Mahakuasa, sehingga tidak ada yang mampu memberi saran atau mencegah apa yang ditetapkan hatiNya untuk terjadi. Itulah pengertian ‘ketetapan’ dalam predestinasi.

Tapi di bagian kedua kisah di atas, tampak sepertinya bahwa Allah ‘mengubah’ ketetapanNya berdasarkan saran atau ‘pilihan’ perkataan Musa. Benarkah?
Apakah Musa lebih baik hatinya bahkan lebih bijak dari pada Tuhan sendiri yang Mahatahu?
Apakah Tuhan perlu diberitahu dulu oleh Musa untuk memilih dan melakukan yang baik dan benar? Benarkah Tuhan menyesal dan mengubah rencanaNya karena Musa?
Atau penyesalan dan perubahan rencana Tuhan memang suatu ketetapan Tuhan juga, karena Tuhan ingin menunjukkan atau menjelaskan sesuatu kepada kita?
Perhatikan, bahwa Musa saja yang diberitahu oleh Tuhan kemungkinan israel dibinasakan karena dosanya, tidak membiarkan atau mencegah hal itu terjadi, masakan Tuhan tidak lebih baik dari Musa?

ALLAH TERLALU BENAR & BAIK UNTUK BERSIKAP HANYA MEMBIARKAN, & AKAN TAMPAK KEJAM JIKA TIDAK MEMAKAI KUASANYA UNTUK MENGATUR LANGKAH ORANG-ORANG JAHAT.
Jika Tuhan Mahatahu, Dia tidak mungkin hanya membiarkan jika itu memang tidak sesuai dengan kehendak hatiNya ataupun rencanaNya.
Karena dengan membiarkan saja, tanpa membuat suatu ketetapan/rencana/tujuan yang baik, Allah menjadi bersalah.
Lihatlah bagaimana Allah membenarkan Musa yang tidak membiarkan ‘suatu yang buruk’ terjadi. Lihatlah kemudian bagaimana Allah membuat sautu ketetapan/rencana penghukuman yang dianggapNya baik dan sempurna.
Jadi mungkinkah Tuhan dengan SENGAJA membiarkan? tidak! Dia pasti juga menetapkan.
Apakah dengan menetapkan maka Dia berdosa? tidak! karena tidak sampai di situ saja.
‘Pembiaran/penetapan’ Tuhan itu karena Dia punya rencana yang baik.
‘Pembiaran/penetapan’ itu menjadi benar di dalam Kristus, yaitu bagi penghakiman & penebusan oleh Dia dan bagi Dia.

Jika Tuhan hanya mempunyai kemampuan sebatas ‘membiarkan’ atau ‘tidak membiarkan’ seperti Musa yang hatinya lembut dan penuh kasih, pastilah Dia hanya akan berbuat seperti Musa, untuk tidak membiarkan israel jatuh ke dalam dosa dan penghukuman.
Tapi jika Tuhan mempunyai kemampuan lebih dari itu, bahwa Dia mampu ‘menetapkan untuk terjadi’ dan ‘tidak menetapkan untuk terjadi’, maka Dia pastilah harus mempunyai kuasa, kebijakan, keadilan, dan hikmat yang lebih dari sekedar baik hati.
Jika mempunyai kemampuan ‘menetapkan segala sesuatu’, maka Dia harus mempunyai rencana, Dia harus menjadi Allah Yang Berencana/Berpredestinasi, Dia harus mempunyai rencana jangka panjang yang baik dan sempurna yang jauh melampaui waktu, tempat, sejarah ataupun kejadian.

Jika Allah punya kemampuan menetapkan, tapi Dia hanya membiarkan saja, maka Dia mungkin akan merasa bersalah kepada diriNya sendiri, karena Dia tidak mengatur supaya dunia ini menjadi adil & benar pada akhirnya.
Ingatlah, bukankah dikatakan mazmur bahwa mata Allah terus mengamat2i untuk mengadili?
Maka Dia tidak mungkin hanya diam dan tutup mata, sementara di hatiNya tahu sesuatu akan terjadi, pastilah Dia bertindak, membiarkan atau tidak membiarkan, apalagi jika Dia sudah tahu sejak lama sebelumnya, maka Dia pasti terlebih dulu menetapkan, untuk menyediakan pertolongan pada waktunya ataupun penghukuman menurut kekekalan.

Kesimpulan :
Sekalipun kita tidak mau percaya, tidak mengerti, ataupun tidak menerima tentang ‘predestinasi’, tapi tampaknya itu hal yang teramat sulit dihindari oleh Allah Yang Mahatahu, Mahakuasa, Mahaadil, Mahakasih, dst.

—————–

PRAPENGETAHUAN ALLAH & KEHENDAK BEBAS MANUSIA?

BUKANKAH SEHARUSNYA ALLAH JUGA BERKUASA MENETAPKAN UNTUK TIDAK TERJADI??
Sangat mustahil bagi manusia untuk mengerti seluruh Pekerjaan Allah yang dilakukannya sejak dulu kala sebelum bumi diciptakan. Jika ingin mengerti, maka itu akan menjadi kesalahan atau kebingungan. Ini yang dikatakan Alkitab (kalau tidak salah di Ayub atau Mazmur).
Tapi baiklah jika Allah ijinkan saat ini, kita akan mencoba mengerti sedikit demi sedikit sampai batas kemampuan yang Tuhan akan anugerahkan kepada kita.
Jika anda menggolongkan pikiran dan pengetahuan Allah seperti jalan pikiran dan jalan pengetahuan manusia, maka tentu saja predestinasi menjadi hal yang tidak mungkin, lucu atau bahkan mungkin berdosa.
Maka dikatakan, Jalan Allah lebih jauh lebih tinggi dari jalan manusia, dan tidak tercapai oleh kita.

Ketika anda berusaha memahami si telur, ternyata anda sadar harus memahami induk ayamnya terlebih dulu, tapi ternyata harus paham induk dari induknya, lalu induk dari induk induknya, terus berlanjut hingga tak terhingga, dan kemungkinan akan mengalami kebuntuan. Anda perlu teleskop yang lebih besar dan lebih besar lagi untuk melihat dan mengerti segala sesuatunya.
Sebelum anda tanya tentang bagaimana Allah menetapkan apa yang terjadi di dalam dunia ini, mungkin anda harus memikirkan lebih jauh lagi terlebih dulu, bagaimana Allah menetapkan dan menciptakan dunia yang seperti ini?? Bagaimana dan dengan tujuan apa dan hasilnya apa??

Allah tidak hanya menciptakan bumi dan isinya, tapi Dia juga yang menciptakan WAKTU!
Saat Allah baru berniat menciptakan bumi, apakah Dia belum ‘tahu’ tentang kiamat?
Dari mana Allah tahu tentang kiamat, jika manusia saja belum dia ciptakan?
Jangankan kemungkinan adanya dosa, lah manusia saja belum ‘niat’ diciptakan, ‘baru berniat’ menciptakan bumi kok!
Nah, anda ikuti jalan pikiran saya sampai sejauh ini?

Bumi tidak diciptakan tanpa niat Allah menciptakan manusia, tapi bumi yang terlebih dulu diciptakan.
Bisakah anda balik pemikiran anda, bahwa manusia tidak akan diciptakan tanpa Allah berniat turun ke dunia sebagai Yesus Kristus?
Bukankah karena itu manusia diciptakan dengan gambar dan rupa Kristus?
Bahkan bisakah anda melihat, bahwa dunia diciptakan di tengah2 kegelapan, apakah hanya untuk tinggal selama2nya di tengah kegelapan, atau karena Allah bermaksud mengakhiri atau melenyapkan kegelapan itu saat kiamat?

Allah bertindak dan menciptakan berdasarkan sebuah tujuan, dan bukan kejadian asal2an atau kebetulan. Allah tidak pernah main2 dengan setitik saja POWER yang dikeluarkan dariNya.
Tidak ada suatu yang sia2, apa yang dikeluarkan dariNya akan kembali mencapai tujuanNya (Kitab Ayub).
Jadi apakah tidak mungkin bagi Allah, untuk memulai segala pekerjaanNya sejak awal karena Dia sudah terlebih dulu menetapkan akhirnya yang adalah tujuan dari segala pekerjaanNya di semesta?
Bukankah dikatakan Yesus adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Tak Berawal dan Tak Berakhir, Yang Lanjut Usia atau Tidak Berumur, Yang Tidak Berkesudahan, Berhenti, atau bahkan Berubah??
Hingga dikatakan di Alkitab, Tidak Ada Perubahan atau Bayangan, segalanya sudah sempurna!

Jika saya membayangkan ini dan mencoba mengerti, ini menjadi suatu kengerian (ayatnya di Ayub).
Bumi dan Sorga berada dalam dimensi yang berbeda. Di bumi di mana segala sesuatunya belum terjadi secara sempurna, sementara di Sorga segala sesuatunya sudah sempurna.
Bagaimana anda bisa memahami dan mendefinisikan pikiran dan pengetahuan Allah yang adalah Roh dan Sempurna?
Lalu, jika Allah ‘sudah tahu’ akan segala2nya, apakah Dia menjadi bersalah karena menciptakan segala2nya?
Bagaimana Dia bisa mengetahui segala2nya jika Dia belum menciptakan segala2nya?
Apakah Allah mempunyai berbagai kemungkinan dan pilihan?
Siapa yang memberikan bagi Allah suatu kemungkinan atau pilihan, dan menyediakan bagi Dia suatu Sebab-Akibat? Apakah Allah mempunyai Allah yang lebih tinggi dari Dia?
Siapakah yang akan menilai perbuatan Allah atau mengadili Dia, tentang benar atau salahnya ‘pilihan2’ Dia? (semua ayatnya ada di Ayub dan Mazmur)
Inilah Jawabannya: Karena tidak ada yang dapat mengadili Allah, maka Dia menciptakan dunia ini!!
Tidak ada yang bisa mengadili antara Allah dan iblis, antara Terang dan Gelap, antara Anak Allah dan si Anak Setan.
Dengan Allah menciptakan bumi ini, Ia menghendaki supaya jelas batas Terang dan Gelap, diadili apa yang Benar dan Sesat, dipisahkan untuk selama2nya.
Dengan demikian sejak awal, bumi didesain untuk mengalami kegelapan dosa, agar dosa berkuasa di dalamnya untuk dimusnahkan selama2nya dari hadapan Tuhan.

Apakah manusia menjadi korban dari kepentingan sepihak Tuhan? Tidak!
Manusia diciptakan Allah sebagai pelaku, bahkan menempatkan mereka sebagai allah2 dan hakim2 (di mazmur).
Apa yang menjadi kebenaran, biarlah berbuah di dalam manusia, demikian juga apa itu kegelapan.
Dan ketika genap segalanya di dalam manusia2 di dunia ini, mereka akan dipisahkan dan ditempatkan sesuai asalnya.
Yang berasal dari kegelapan biarlah kembali dalam kegelapan, dan yang berasal dari terang biarlah kembali ke dalam terang, untuk kemudian dipisahkan selama2nya.

Karena tidak ada yang dapat membenarkan Allah dari tuduhan2 iblis, maka Allah membuktikan kebenaranNya sendiri di dalam manusia, yaitu di dalam Yesus Kristus.
Setelah melihat hal ini, apakah kehendak bebas manusia menjadi penting?
Apakah itu manusia? Hanya bayangan yang berlalu, hanya sebuah nafas.
Tanpa pengetahuan akan Allah, bahkan nasib manusia bisa disamakan dengan binatang.
Kecuali Adam, Hawa, dan Yesus Kristus, maka semua manusia diciptakan dalam kegelapan dosa.
Semua mempunyai kehendak dosa, lahir dari dosa dan akan kembali kepada dosa.
Hanya manusia2 pilihan yang diciptakan ulang di dalam Yesus Kristus, sehingga kembali ke sorga.

Allah menghakimi perbuatan2 dosa yang melawan Anak Allah, dosa itulah yang menjadi arti Jahat sesungguhnya.
Perbuatan isreal membuat patung itu bukan kejahatan yang sebenarnya, tapi hati yang menolak Allah, itulah Kejahatan dan Tandanya bahwa mereka berasal dari kegelapan.
Dan lihatlah si lembut hati Musa dengan sangat mengejutkan memerintahkan pembunuhan saat itu juga 3000 orang israel tanpa perlu mendengar pembelaan dan permintaan ampun lagi.
Tetapi yang memihak Musa, sebagai wakil Allah, kepada mereka tidak dituntut apapun lagi.

Kebebasan berbuat yang Tuhan adakan, berhadapan dengan kehendak hati manusia yang jahat.
Tuhan menetapkan itu terjadi sebagaimana Dia menciptakan bumi yang menjadi berdosa ini.
Di sini bukan sekedar prapengetahuan Allah atas apa yang akan terjadi, tapi prapengetahuan Allah akan kehendak jahat manusia yang tersembunyi yang ingin Ia tunjukkan dan perlihatkan kepada manusia itu sendiri.
Tuhan menetapkan hatiNya untuk menunjukkan hal tersebut melalui peristiwa ini.
Makanya Tuhan sering berkata: ini menjadi peringatan dan pelajaran bagimu.
Dalam hal ini, Tuhan tetap bersih. Sekalipun Dia menetapkan hal itu untuk terjadi, Dia tidak memerintahkan pembuatan patung itu atau bersukacita atas kematian 3000 orang israel itu.

Lihat peristiwa selanjutnya.. saat Musa meminta yang memihak Allah untuk berpindah mendekat.
Di sini mungkin tampak seperti Pilihan Bebas atau Kehendak Bebas untuk menjadi benar.
‘Tapi tawaran’ ini menjadi bagian peristiwa yang juga sudah ditetapkan Tuhan sejak awal.
Jadi Tuhan tidak menetapkan bagian ‘patung lembu’ itu saja, tapi juga ‘pengampunan’.
Apakah anda lihat sisi baik dari peristiwa ini, bahwa bangsa israel dimurnikan dari yang Jahat?
Bisakah atau tahankah orang2 fasik diam di tengah2 orang2 benar? (kitab mazmur)
Di sini terjadi, yang jahat kembali kepada yang jahat, yang benar makin dibenarkan.
Yang milik maut biarlah kembali kepada maut, yang milik Allah biarlah menjadi milik Allah selamanya. Di sinilah pembiaran dalam ketetapan, kebebasan dalam kepastian.

Demi mengetahui ini, sungguh siapakah yang dapat sombong di hadapan Tuhan bahwa dia berbuat baik atau bahkan dia telah setia mengikut Tuhan sehingga tidak kehilangan keselamatan?
Karena jika tidak ditetapkan terlebih dulu untuk dimiliki Yesus, kita tidak mungkin dimiliki Yesus.
Karena mereka saja yang tidak dimiliki Yesus, karena sudah ditetapkan untuk tidak dimiliki Yesus, maka lihatlah betapa beruntungnya kita dan bersyukurnya kita.

————–

PRAPENGETAHUAN ALLAH ADALAH KEHENDAK & KETETAPANNYA SENDIRI

ALLAH MENGETAHUI APA YANG KEHENDAKNYA YANG INGIN DILAKUKANNYA TERLEBIH DAHULU DARIPADA MENGETAHUI YANG MANUSIA KEHENDAKI

Tindakan Tuhan/Pencipta sama sekali tidak tergantung dari tindakan ciptaanNya karena Ia Mahatahu & Mahakuasa. Jika hal2 yang baik bisa dimengerti dengan mudah dan rela sebagai suatu ketetapan Tuhan, apakah hal2 yang buruk adalah ketetapan sesuatu di luar Tuhan? Adakah yang sama kuasanya dan setara dengan Tuhan?
Prapengetahuan Tuhan Terbesar BUKANLAH sekedar Prapengetahuan atas kehendak jahat manusia, tetapi Prapengetahuan Yang Terduhulu sebelum itu adalah MISINYA, TUJUANNYA, RENCANANYA & TINDAKAN2 BAIK DARI ALLAH SENDIRI, Yang Sudah Sangat Terukur/Sempurna/Tepat/Mencapai TujuanNya/Tidak Sia2/Tidak Mungkin Salah/Tidak Mungkin Gagal/Tidak Mungkin Berubah.

Tuhan menciptakan/merancang angin dengan sifatnya yg bisa bertiup sampai merusak.
Lalu Tuhan membiarkan angin itu bertiup, tapi pada saat2 tertentu Ia hendak menunjukkan sifat angin itu sebenarnya, Ia membiarkan/menetapkan angin mengerahkan segala keinginan & kekuatannya untuk melibas apapun, tapi dalam batas2 yang Tuhan tentukan juga.

Demikian juga halnya Tuhan menciptakan/merancang manusia tapi dengan membawa sifatnya yang berdosa yang diturunkan/diwarisi bahkan diciptakan oleh iblis.
Lalu Tuhan membiarkan manusia itu hidup, manusia diberiNya nafas yaitu kekuatan untuk hidup.
Maka dosa itu hidup di dalam manusia, dan pada saat2 tertentu Tuhan membatasi sifat jahat manusia tapi ada saat Tuhan menghendaki menunjukkan siapa manusia sebenarnya dan apa yg di hati mereka. 

Angin di atas adalah contoh Kehendak Bebas, sifat/kehendaknya dari angin/manusia/iblis, bebasnya dari Tuhan, seturut dengan ijin & ketetapan/rencanaNya. Tuhan pasti lebih dulu hendak menurunkan hujan seribu tahun yang akan datang hingga akhirnya Ia menetapkan angin yang suka bertiup kencang untuk tampil saat itu. Demikian juga, Tuhan pasti lebih dulu hendak membebaskan Bangsa BentukanNya dua ribuan tahun yang lalu hingga akhirnya Ia menentukan bahwa saat itu Firaun yang  jahatlah yang berkuasa, supaya Ia mengadakan mujizat2 tulah tersebut.

Demikian juga Israel DITETAPKAN/DIRANCANG untuk berputar2 dalam 40 tahun perjalanan mematikan (journey) untuk menunjukkan dosa2 mereka hingga kematian mereka oleh maut (maut), dan keselamatan mereka (tiang tembaga), mengenal awan/api Roh Keselamatan, roti dari sorga, air yang menghidupkan, sehingga yg disisakan akan masuk & tiba di kanaan.
Hingga hanya Yosua yang tersisa tetap hidup sebagai lambang Kristus yang memimpin mereka masuk tanah perjanjian, bersama angkatan isreal yang baru dilahirkan kemudian di dalam journey itu, yaitu orang2 percaya di dalam Yosua, untuk menduduki destany mereka, tanah yang dijanjikan & disediakan Allah sebagai lambang sorgawi.Jadi

Ketetapan Allah ini harus dimengerti sebagai Ketetapan Rencana Yang Menyelamatkan, bukan ketetapan bagi Rencana Yang Mematikan, karena kehendak Allah yang terutama adalah menyelamatkan Umat PilihanNya.
Tuhan menetapkan semua peristiwa Kejadian & Sejarah semata2 demi mengantar kepada berita Keselamatan Kristus. Namun untuk menuju Destany itu, harus melewati suatu Journey di mana sifat2 dosa manusia dipertunjukkan seluruhnya dalam batas2 yg dikehendaki Tuhan, agar kemudian semua dosa itu ditebus (dibalas/dibayar) oleh Kristus di kayu salib oleh kasih & kesetaiaanNya. Untuk inilah Allah membiarkan dan juga menetapkan segalanya hingga terjadi.

Demikianlah Allah terbukti adil & kasih/baik dalam segalanya. Bahkan sempurna dalam kasihNya.
Tuhan puas dengan perbuatan2/ketetapan2Nya sendiri demi satu peristiwa puncak utama di dunia ini & sepanjang sejarah bumi, yaitu Penebusan oleh Tuhan Yesus di kayu salib.
Seluruh peristiwa2 yang ditetapkan terjadi adalah proses menuju ke sana, riak2 yang mengantar kepada gelombang yg terdahsyat, gema2 kecil yg memperdengarkan Seruan Keselamatan di Kayu Salib “Sudah Selesai”.
Maka Tuhan tidak menyesal dalam segala ketetapanNya yang membiarkan, mengijinkan & menetapkan semua peristiwa.
Mungkin Tuhan bisa menyesal sesaat melihat kematian orang2 yang mencari matinya sendiri, tapi melihat Salib Kristus di ujung sana, Dia tidak pernah menyesal atas semuanya, karena Dia tahu sendiri dengan pasti bahwa semua perbuatan & keputusanNya baik & sempurna.
Sehingga seluruh dosa pun akhirnya PASTI dikalahkan dengan sempurna, dimatikan, oleh KebenaranNya.
Dan dengan PASTI setelah dosa tidak ada kuasanya lagi, Dia mengangkat orang2 pilihanNya, dengan menganugerahkan RohNya yang menghidupkan, & Roh Allah tidak akan pernah mati dalam mereka, jaminan keselamatan.

Sementara manusia yg binasa menjadi nyata dalam dosa, & dosa menjadi menjadi nyata dalam mereka. sebenarnya Dosa itu adalah pembenci Anak Allah/Kasih Allah.
Oleh sebab itu tidak mungkin ada kasih/keselamatan di dalam mereka, jaminan kebinasaan.
Apakah mereka binasa disebabkan oleh ketetapan2 Tuhan itu? Tidak!
Ketetapan2 Tuhan itu untuk mengetuk semua hati manusia (bahkan sekalipun sia2 bagi yang ditetapkan/dibiarkan binasa). Kebinasaan mereka adalah disebabkan kehendak jahat di dalam hati mereka yang diwarisi dari si iblis, mereka sejatinya lalu diperanakkan di dunia menjadi anak2 kegelapan.

Namun Tuhan pun berkata: dosa semerah kirmizi menjadi putih seputih salju.
Mungkin saja orang2 Israel yang mati dalam dosanya di tengah perjalanan bukanlah seluruhnya anak2 kegelapan, dan mereka mungkin akan dihidupkan dalam roh pengampunannya seperti Musa. Tidak seperti Firaun & orang2 Mesir yang memang untuk ditinggalkan Tuhan di negeri maut selama2nya karena tidak ditetapkan untuk keluar dari sana.
Tidak disebutkan apakah orang2 Israel yang dihukum mati itu termasuk orang2 pilihan atau bukan, kan? Semoga Tuhan mengampuni mereka dalam kasih dan keadilanNya yang kekal.

—————

 

KEHENDAK MANUSIA BERDOSA YANG BEBAS & KEHENDAK MAHABENAR

KEHENDAK MANUSIA BERDOSA YANG BEBAS & KEHENDAK ALLAH MAHABENAR YANG BEBAS

Dari judulnya sudah tampak ‘Manusia YANG Berdosa’ dan ‘Allah YANG Mahasuci’.
Kata Ayub: dapatkah keluar suatu yang suci dari yang najis?  Jawabnya, TIDAK MUNGKIN!
Kehendak itu apa sih??
Dapatkah kehendak manusia yang berdosa itu benar/suci?
Benar/suci itu apa sih? Berdosa itu apa sih?

Kata Alkitab: semua jalan manusia lurus dalam pandangannya sendiri.
Jika yang menjadi STANDAR BENAR adalah manusia, dijamin, tidak ada dosa sama sekali.
Bahkan NERO pun akan berpikir bahwa tindakannya yang menyiksa orang Kristen adalah benar!!!
Orang2 zaman dulu yang membakar manusia sebagai korban, atau memakan manusia, atau orang Niniwe yang menyiksa dengan keji, apa kata Tuhan mengenai mereka?
Mereka tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, yang benar dari yang salah!!
Sekalipun manusia peka dan mengetahui apa yang jahat, tidak menjadikan manusia dapat mengetahui yang sebaiknya dilakukan dan secara benar melakukannya. Inilah kejatuhan manusia yang teramat dalam.

Inilah salahnya, inilah jadinya, bilamana Tuhan tidak lagi menghukum manusia sekarang ini dengan ketat seperti waktu Israel hidup di padang gurun, hasilnya adalah kita tidak pernah tahu apakah kehendak kita benar atau salah!?
Mungkin kalau Tuhan masih membimbing manusia dengan tabut perjanjian, setiap hari ada saja yang terkena kutuk karena kehendak bebas manusia yang salah.
Seperti kitab Ayub katakan : apakah jika Tuhan tidak menghukum (atau menegur saat ini), maka engkau tidak bersalah? maka engkau pasti benar?

Karena kita sedikit terdidik, sedikit bermoral, sedikit beragama, sedikit modern, sedikit beramal, sedikit merasa simpati, sedikit setia ibadah, sedikit setia karena memang tidak ada yang mengancam kita dengan pedang, maka kita dikatakan SETIA dan BERBUAT BENAR?
Karena kita tidak membunuh, tidak mencuri, membantu orang saat kasihan, hidup setia menyebut nama Tuhan sampai akhir di dalam rumah dan negara yang aman, maka kita telah HIDUP SETIA DAN MEMILIH YANG BENAR?
Bagaimana kalau kita sekarang hidup di padang gurun dan hanya makan manna, minum serba sedikit, sandal tak pernah ganti, sementara kita dulu makan daging di tanah mesir, apakah kita bisa berbuat lebih benar dari israel, apakah kita tidak akan menggerutu?
Inikah namanya MEMILIH YANG BENAR, KEHENDAK YANG BENAR, di tengah pilihan2 yang mudah?
Kemungkinan, saat kita membenarkan diri, itulah menjadi SATU2nya kesalahan kita. ;)
TIDAK ADA YANG SETIA DAN SELALU MENGHENDAKI ANAK ALLAH LEBIH DARI DIRINYA SENDIRI

Anda tahu mengapa Yesus kesepian sepanjang hidupNya di dunia?
Karena tidak ada yang memikirkan Dia, tidak ada yang sungguh2 mencari Dia & mengasihi Dia.
Dunia ini tidak hanya membunuh Dia, bahkan sebelumnya dunia ini telah lama melupakan Dia.
Manusia telah terlebih dulu membunuh Anak Allah dalam pikiran dan nafsu hatinya.
Apakah Israel mengenal bahwa Yesus adalah Yehova yg membebaskan mereka dari Mesir?
Bahkan akhirnya Petrus sahabat Yesus sendiri, dihancurkan hatinya & pikirannya (keras kepala), hingga ia menangis penuh penyesalan karena dia juga terhadap Yesus, tidaklah lebih baik/setia dari kaum sebangsanya.

Hingga Petrus justru baru dipanggil kembali, dalam kondisi awal ketika bertemu Tuhan dan berkata, pergilah dari padaku, aku orang berdosa’, bukan dalam kondisinya yang terbijak saat ia berkata ‘Engkau Anak Allah’.
Pada saat itulah Yesus baru bertanya ‘apakah engkau MENGASIHI AKU??’
3 kali ditanya!!! Susah sekali untuk benar2 yakin kita telah mengasihi Tuhan Yesus!
Tanpa Yesus setia mengasihi & terus menerima kita kembali, kita tetaplah manusia berdosa yang kurang setia dan tidak layak melayani Dia atau menghadap Dia dan bersahabat setara bahkan bersaudara dengan Dia Yang Mahasuci.

Kehendak benar dan perbuatan benar di mata Tuhan adalah ‘Mengasihi Aku’. Mengapa perbuatan ini membenarkan?
Bukan karena ‘mengasihi’ nya, tapi karena ‘AKU’ nya. Dalam Kristus maka kita baru bisa dibenarkan. (lihat surat2 Paulus)
Perhatikan perkataan Paulus, bahwa sekalipun dia menyerahkan nyawanya tapi JIKA tanpa kasih, maka tidak ada gunanya. Sekalipun tindakan kasih paling drastis, tapi tanpa mengenal Siapa Sang Kekasih itu, adalah pengkhianatan dengan sembunyi2.
Banyak orang mengambil dan mengembar-gemborkan ‘Mengasihi’ sebagai perbuatan kebenaran.
JANGAN MENGURANGI AYAT!! Sebab inilah ‘taktik cerdik’ iblis yang menyesatkan dan paling berbahaya : iblis ingin menghapus nama/kata Anak Allah dari Alkitab!! Iblis rela anda mengasihi siapapun, asal jangan mengasihi Anak Allah.

Demikian pula, apakah sebenarnya kesalahan fatal Isreal dengan patung lembu itu?
Karena mereka menyangkal ‘TANGAN KANAN YEHOVA’, bahwa bukan Dia yang membawa kemeanangan dan menyelamatkan mereka, melainkan ‘BUATAN TANGAN MEREKA SENDIRI’.
Maka Musa menghancurkan 2 Loh Batu Tulisan Tangan Allah sendiri.
Sampai akhir Isreal hanya memiliki 2 Loh Batu tulisan tangan Musa, maka Tuhan Yesus berkata kepada Yahudi bahwa cukuplah Musa saja yang akan mengadili mereka, tidak perlu Dia Sang Hakim memperkarakan mereka ke hadapan Bapa.

Tuhan menantang : biarlah tanganmu yang menyelamatkanamu sendiri, biarlah perbuatanmu yang menyelamatkanmu sendiri, biarlah kesetiaanmu yang menyelamatkanmu sendiri.
Hingga Yesus menegur kita bukan? Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar/baik dari ahli Taurat, maka engkau tidak bisa masuk ke Kerajaan Allah.
Anda mengerti maksudnya? Yahudi itu kurang setia apanya? Mereka sangat setia dalam hukum dan perbuatan, kamu bisa lebih setia dan lebih taat dari pada Yahudi kepada perkataan2 Yesus?
Perkataan Yesus lebih berat dari Taurat loh, bahwa membenci saja sudah sama artinya dengan membunuh, apakah kamu tidak pernah membenci?
Apakah kamu berani berkata bahwa keselamatanmu tidak hilang karena kesetiaanmu dan hidupmu yang baik? Apakah kamu sudah cukup baik terhadap Yesus dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatanmu?

JADI adakah kehendak bebas manusia yang benar?
Inilah bukti bahwa kehendak bebas manusia tidak mungkin benar:Apakah manusia dapat selalu memilih Yesus Anak Allah lebih dari dirinya sendiri? Di mana kamu hari ini, apa yang kamu pikirkan sepanjang hari, benarkah kamu memikir2kan Anak Allah, seperti Daud yang merenungkan Taurat dari pagi sampai petang?
Kamu mungkin tidak berdosa atau memilih yang jahat sepanjang hari ini, tapi kamu juga tidak memilih yang baik.
Kamu tidak setia kepada Tuhan Yesus, kamu berzinah dengan pikiran dan hatimu.
Bacalah, Samuel berkata kepada Saul bahwa kedegilan hati sama dengan dosa bertenung atau menyembah berhala.
Anda sorak2 atau tertarik dengan kedatangan idol2 artis, atau memikir2kan pekerjaan dan kuliah sepanjang minggu yang lalu, apakah ada kaitannya dengan MENGASIHI YESUS KRISTUS?
Apakah benar anda setia? Apakah anda berbuat benar, dan memilih yang benar?

Saya tidak tahu bagaimana kelas2 dan buku2 teologi mendefinisikan kehendak bebas.
Tapi yang saya rasakan dan tangkap dari Alkitab adalah seperti keterangan di atas.
Maka Tuhan Yesus berseru: Saat Anak Manusia datang kembali, akankah Ia menemukan IMAN di bumi?
Mungkin penjahat di sebelah kanan kayu salib Yesus memang ‘berhak’ masuk sorga duluan, bersama2 dengan Tuhan Yesus lagi! Karena dia benar2 dengan modal IMAN saja!! Dia tak sempat berbuat baik atau menunjukkan betapa setianya dia beribadah dan memilih mengikut Yesus.

Anda kenal Lazarus? Apa yang bisa diperbuat pengemis?
Dia hanya mengharapkan orang berbuat baik pada dia, dia tidak berbuat baik kepada orang lain, bahkan kepada dirinya sendiri. Tidak ada kebanggaan dan kesenangan sedikit pun dalam hidupnya, dia orang terasing, dia tidak mendapatkan apapun dari dunia ini dan tidak memiliki apapun.
Tapi Allah mengasihaninya…  hanya belas kasihan Allah yg ingin memangku dia dan menghibur dia, karena dia dibuang dunia, tidak ada yang mengasihaninya selain Allah.

Di sinilah Kehendak Bebas Tuhan.
Tuhan Baik & Benar, apapun yang diperbuatNya dengan sebebas2Nya, ada di dalam Kasih & KebenaranNya.
Kita yang sebenarnya tidak bisa memilih yang benar, masih bisa berpikir bahwa kita MUNGKIN untuk memilih yang benar. Masakah Tuhan yang HANYA bisa memilih yang benar, tidak bisa menetapkan segalanya terlebih dulu tapi TETAP benar/suci??
Jika kesucian Tuhan hanya diukur dari respon2Nya terhadap tindakan jahat dan baiknya kita, maka bisa dikatakan bahwa Perbuatan Allah dibenarkan oleh perbuatan kita! Apakah anda paham maksud saya?

Apakah… Allah baru bisa benar, jika dan hanya jika, dia menghukum saya saat berbuat salah, dan memberkati saya saat saya memilih yang benar/setia…??
Tidak bisakah Allah menjadi benar dengan sendirinya, tanpa menunggu perbuatan2 kita?
Tidak bisakah Allah menjadi benar jika Dia berbuat lebih dulu, memutuskan lebih dulu, sebelum kita memutuskan apapun atau berbuat/berdoa apapun atau mengatakan/meminta apapun?
Apakah kesalahan dan kebenaran kita yang membenarkan Keputusan/Ketetapan2 Dia?
ATAU Keputusan/Ketetapan2 Dia yang membenarkan atau menyalahkan kita?

Kita menjadi salah karena Dia (hukumNya), atau Dia baru menjadi benar karena kita (harus terlebih dulu menghukum kita)?
Di mazmur disebutkan bahwa, jangan katakan bahwa Terang ada karena adanya kegelapan!
Terang lebih dulu ada sebelum kegelapan!!
Keputusan2 kegelapan, tidak menggelapkan atau menjadikan atau membuat terang ada.
Terang yang akan menerangi kegelapan atau menunjukkan/menetapkan apa itu gelap.
Allah bukannya baru menjadi benar karena respon terhadap kita, KebenaranNya tercipta bukan oleh kita.
Bukan Allah Mahabenar yang berasal dari kita atau bukan kita yang menciptakan/menyebabkan kebenaran Allah, tapi kita yang berasal dari dan diciptakan oleh Allah.

Predestinasi menantang kita untuk percaya sepenuh2nya kebaikan Allah sejak awal!!
Anda susah percaya predestinasi?? Anda tidak percaya Allah berbuat baik dan memutuskan segalanya dengan baik dan benar sebelum apapun dan siapapun??
Saya sendiri sangat sulit percaya, tapi saya mau percaya dan terus belajar sampai sedikit demi sedikit Alkitab/Firman Allah Yang Hidup menjelaskan dirinya sendiri.

Jika anda memilih yang benar, puji Tuhan, Allah mampukan.
Jika anda jatuh ke dalam dosa, minta ampun terus dan berusaha berubah, jangan putus asa, Tuhan lebih baik dari Petrus yang mengampuni 7 x 7 x 7 itu…
Ingatlah hanya Anak Allah yang setia/sempurna, apakah anda sanggup setia seperti Dia?
Ucapkanlah seperti ucapan Petrus tiap hari: kami orang yang berdosa dan kurang setia, anugerahkanlah pengampunanMu tiap hari & bantulah kami mengasihiMu lebih baik lagi hari ini..
Keselamatan kita seharusnya hilang tiap hari jika kita mengandalkan kesetiaan & perbuatan baik kita, maka hanya karena Kesetiaan Janji & Kasih Yesus Kristus saja maka kita menerima jaminan keselamatan.

Demikian juga, karena kita berkata keselamatan kita hanya karena Yesus yang setia, bukan bergantung pada kesetiaan kita atau karena kita yang setia.. MAKA artinya :
Keselamatan kita yang bergantung 100% pada kesetiaan Yesus pun tidak mungkin hilang.. sebab jika kita ragu, itu sama saja dengan mengatakan Yesus tidak mungkin setia.
Karena jika seseorang mempunyai iman keselamatan yang demikian tapi berpikir bisa kehilangan keselamtannya, maka sama artinya dengan menuduh Tuhan Yesus tidak setia atau berubah setia, atau ingkar janji, atau lebih parah lagi Pengkhianat cinta kita kepadaNya.
Ingatlah Tuhan Yesus itu Allah, Allah itu Kasih, Tuhan Yesus adalah Kekasih Sempurna & Paling Ideal, Dia tak akan pernah mengkhinati kasih mesra kita kepadaNya. amin.

——————

Leave a comment